Home » » Cerita Dewasa Anak Kos

Cerita Dewasa Anak Kos

Written By Unknown on Thursday, October 31, 2013 | 2:06 AM

Cerita Dewasa Anak Kos - Namaku Aji, cerita ini bermula saat aku kuliah di Jakarta, saat itu aku berusia 20 tahun. Aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah. Dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini. Karena yang tinggal rata-rata para pekerja shif, aku jarang berjumpa dengan mereka. 

Ada 1 cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku, namanya Tari yang usianya saat itu 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia. 

Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk dan kaos dalam, menghabiskan sebatang rokok dan menunggu mba Tari pulang kerja. Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.

“Sore mba Tari, baru pulang kerja mba?” tanyaku ramah.
“Iya Aji” jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku. 
“koq keliatannya cape banget mba? lagi banyak kerja ya?” 
“iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget, badannya pada pegel” 

“Mmmh, ntar mau beli makan bareng ga mba?” 
“Engga kayanya Aji, aku boleh nitip aja ya?” 
“Ya boleh mba. apa sih yang ga buat mba hehehee. . “ 
Sebelum masuk kekamarnya mba Tari memberiku uang 20 ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. 

Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya. 
“Mba Tari…. . “ 
Karena tidak ada jawaban aku langsung buka pintu dan mendapati mba Tari terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk, mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur.

Tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. Kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur. Perlahan mba Tari membuka matanya dan tersenyum padaku
“Kamu baik banget Aji” katanya dengan nada pelan. 
“Ah gapapa mba, kasian aja mba nya kecapean, kalo mba mau aku pijitin kakinya ya?” 
“Ga usah, nanti ngerepotin kamu Aji” 

Aku ga dengerin omongannya, aku langsung mengambil lotion dan mulai memijit kaki mbak Tari yang saat itu sudah memakai celana pendek longgar selutut dan baju kaos rumahan. Baru sebentar aku memijitnya mba Tari udah ketiduran pulas banget. Setengah jam aku memijitnya sampai dia terbangun lagi. 

“Aduh Aji maaf ya mba ketiduran pijitan kamu enak banget” katanya aga malu. 
“iya donk, kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit” candaku padanya. 
“iihh kamu bisa aja, ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya?” 
“iya mba biar mba bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja, kalo mba mau aku pijitin betisnya sekalian ya?” Tanya ku pada mba Tari. 
“Kamu yakin gapapa?” 
“iya mba gapapa aku seneng bisa mijitin mba, lagian mba Tari juga enak mijitnya kulitnya halus banget” 

Mba Tari hanya tersenyum dan lansung membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal, dan aku pun mulai memijit betisnya. Saat itu aku ga tau mba Tari memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri, sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya, dan mulai tengkurap lagi. 

“Sepertinya mba Tari ngasi lampu hijau buatku”, pikirku.
Saat itu terlintas dalam otak ku seandainya aku bisa dengan laluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu. Tanpa aku sadari celanaku menjadi sempit karena siotong udah berdiri duluan. 

“Kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Aji?” 
Seketika aku jadi kaget dia ngomong gitu, baru aja aku menghayal malah uda dikabulkan. 
“Oh iya, iya bisa mba” jawabku gelagapan. 
“Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih” katanya lagi. 
“Iya mba Tari aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syarafnya juga” 

Aku duduk menyamping disebelah mba Tari. Aku deg-degan saat menaikan baju mba Tari keatas dan aku tertegun melihat punggungnya yang putih mulus secara langsung. Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya.

Saat memijit punggungnya, dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudaranya, dan saat aku mau memijit belakang lehernya mba Tari tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia membuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu.

Aku udah bener-bener ga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi. Aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat mba Tari yang bohai seperti orang menunggang kuda. Aku memijit punggung mba Tari dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya.

Tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang. Bukanya marah, mba Tari malah memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku. Aku tau dia udah mulai teransang dengan mengeluarkan erangan erotis dari mulutnya.
 “Oohhh enak Aji terusss ditekan lagiiii”

Seketika mba Tari membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kudua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas. Tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya.

Tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai memelintir kedua putingnya. 
“Aji, kamu mijitin aku sampai tuntas malam ini ya” katanya sambil membuka celana dan celana dalamnya. 
“Iya mba Tariku sayang” kataku juga sambil membuka semua pakaianku. 
Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya. Mba Tari keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 17 cm dan diameter 4 cm. 

Aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya, tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun ke vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah, itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut. 
“ssshhhh nikmat banget sayang” desah mba Tari. 

Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yang berwarna kemerahan lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan. seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya. 

Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi dan tanganku melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah mba Tari yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan vagina yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir vagina yang bewarna kemerahan. 

Bibirku mendekat kevaginanya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu lalu aku hisap. Mba Tari tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan, badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar, mulutnya mengoceh tidak karuan.

Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam liang vaginanya yang terus basah, mba Tari menekan kepalaku sangat kuat kearah vaginanya dan menjepit kepalaku dengan pahanya. 
“oouh mmhh eeaahh” satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vagina mba Tari. 

Sekarang mba Tari mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku. Saat mba Tari mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali, tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus.

Saat yang dinanti datang mba Tari duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masi berdiri dia mengarahkan penisku kelobang vaginanya, aku mulai memasukkan kepala penisku kevaginanya pelan-pelan terasa masih sempit. saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa.

Mba Tari meremas kedua bahuku gemas dengan permainanku, aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah mba Tari mendongak keatas menahan nikmat, aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya, saat itu juga mba Tari berteriak kecil  “Ooouucchhh” dengan mata terpejam. 

Dimulailah permainan kami, perlahan aku menggenjot vagina mba Tari, aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan liang kewanitaannya, cairan vaginanya menimbulkan bunyi yang sangat erotis. Kami berdua bermandikan keringat bersama-sama memacu birahi.

Mba Tari mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata. 
“Badan kamu bagus sayang, pasti stamina kamu kuat” katanya.
“Iya donk sayang, aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee” jawabku centil.
“Oouhh puasin aku sayang”
“Pasti sayangku”
Mba Tari mencengkram kuat bahuku saat dia mau orgasme lagi dan aku mempercepat ritme goyanganku.
“Uuhh oohh yeaahh” erangan keluar dari mulut mba Tari disertai dengan orgasme keduanya. 

Aku mencabut penisku dari vaginanya dan meminta dia menungging kearahku. Mba Tari sudah lemas tapi dengan senang dia menuruti kemauanku. Dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang montok, lipatan vagina yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam.

Aku arahkan kepala penisku ke vaginanya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan. sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang mba Tari membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa vaginanya dari belakang.  
“oouuhh mmhh enak sayaangg” katanya. 

Lalu ganti posisi, mba Tari memintaku berbaring ditempat tidur dengan gaya women on top. Aku menurutinya dan mba Tari langsung berjongkok diatas tubuhku dan mengarahkan penisku kevaginanya. dengan satu tekanan amblaslah penisku ke vaginanya, dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk di vaginanya, goyangannya sangat erotis, penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya. 

Tak lama kemudian akupun rasanya udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kevaginanya.
“Oouuhh mbak aku ma ma mau keluar jugaa” kataku terbata-bata.
“iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii oouucchh” kata mba Tari.
Diiringi teriakan kita berdua, aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina mba Tari dan croott crooott croott croottt… Spermaku tumpah semua didalam vaginanya dan mba Tari pun sama orgasme, cairannya keluar membasahi penisku. Seketika mba Tari lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. 

“Terimakasih banyak sayangku, aku puas banget malam ini” kataku pada mba Tari.
“Aku yang seharusnya terimakasih sayangku, kamu udah memijitku sampai tuntas” kata mba Tari.
“Wanita secantik mba pantas mendapatkan yang terbaik, dan aku sebagai lelaki wajib memberikannya”  

“Oohh Aji sayang, beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu, ga kaya cowok aku dulu main 2 menit udah KO duluan dan langsung tidur”
“Ah mba, ga perlu repot-repot mencari wanita itu, karena dia sekarang ada dalam pelukanku”
Mba Tari hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur.

Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu, lagi dan lagi. 

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Daftar Isi | Disclaimer
Copyright © 2013. Moncrotz - All Rights Reserved
Supported By Cewek Crot and Foto Hot
Proudly powered by Blogger