![[imagetag]](http://i1296.photobucket.com/albums/ag9/wirdanadya/Untuk%20Indonesia%20ku/gusur_LuoBaogen1_zps807b8c55.jpg)
![[imagetag]](http://i1296.photobucket.com/albums/ag9/wirdanadya/Untuk%20Indonesia%20ku/gusur_LuoBaogen2_zps5393e9bb.jpg)
![[imagetag]](http://i1296.photobucket.com/albums/ag9/wirdanadya/Untuk%20Indonesia%20ku/gusur_LuoBaogen3_zps06c0caa9.jpg)
Sekarang rumah itu menjadi pemandangan aneh, karena tepat mendekati rumah, jalan akan berbelok sedikit. Untuk memastikan keselamatan pasangan itu, kamar yang berdekatan di gedung dibiarkan utuh namun semua tetangga mereka telah pindah keluar, menurut media lokal. Jalan baru itu dibangun untuk menfasilitasi stasiun kereta api Wenling yang akan segera di buka. Dan alasan Baogen menolak karena kompensasi yang ditawarkan tidak akan mencukupi biaya pembangunan rumah mereka kembali.
Semenjak hukum mulai berubah dan diperketat, bahwa illegal untuk menghancurkan property secara paksa tanpa kesepakatan membuat beberapa pemilik menolak tidak seperti era komunis beberapa dekade lalu yang dengan mudahnya menggusur rumah rakyat.
Tak hanya Luo Baogen saja, ada juga pasangan lain yang menolak pindah dari pembangunan missal. Adalah Hong Chunqin, dan suaminya Kung, yang tinggal di dua lantai bangunan bobrok bersama 2 putranya. Awalnya Chungin setuju untuk digusur di Taizhou, provinsi Zhejiang dan diterima =C2=A3 8.000 sebagai kompensasi. Tapi kemudian dia berubah pikiran dan mengembalikan uang sekali tersebut saat pembangunan dimulai. di jalan telah dimulai. Alhasil rumah 2 lantai itu berdiri tegak di tengah jalan raya.
Sumber
0 comments:
Post a Comment